Home

Minggu, 31 Juli 2016

Kisah Menakjubkan Orang Yang Mengharapkan Ridho Allah





Kisah ini menakjubkan yang disampaikan seorang da’i, demikianlah ceritanya:

 Suatu hari aku bersafar dari Thaif menuju Riyadh bersama istri  dan anak-anakku. Akan tetapi di tengah jalan mobilku rusak. Tatkala itu cuaca panas, maka akupun berhenti di dekat salah satu pom bensin (tempat peristirahatan yang juga lengkap dengan warung serta bengkel).
Maka akupun mengecek mobilku dengan memanggil seorang montir yang ada di  bengkel sekitar pom bensin tersebut. Sang montir mengabarkan bahwa mobilku rusak berat, mesin penggeraknya rusak dan hanya bisa diperbaiki di Thaif atau di Riyadh. Maka akupun berdiri di bawah terik matahari,sementara istri dan anak-anakku tetap berada di dalam mobil.
Aku tidak tahu apa yang harus kukerjakan, anak-anakku bagaimana?, istriku?, mobilku? Aku sungguh bingung apa yang harus kulakukan.Orang-orang melewatiku dengan cuek. Hingga akhirnya, tak lama kemudian ada seseorang yang keluar dari pom bensin lalu berhenti  di mobilku yang  rusak lalu menyapaku,
“Assalamu’alaikum.”

Minggu, 24 Juli 2016

Kisah Romantis Tsabit bin Ibrahim



Buah Menjaga Diri Dari Yang Haram
            Seorang lelaki yang shalih bernama Tsabit bin  Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah-buahan.
Melihat apel yang ranum itu tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit,apalagi di hari yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa berfikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lezat  itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah itu bukanlah miliknya dan dia belum mendapat izin pemiliknya.
            Maka dia pergi ke dalam kebun buah-buahan itu hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah yang telah dimakannya. Di kebun itu dia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja dia berkata,
“Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini,aku berharap anda menghalalkannya .”
Orang itu menjawab,
“Aku bukan pemilik kebun ini, aku pembantunya  yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya.”
            Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi,
“Diamana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini.”
            Pengurus kebun itu memberitahukan,
“Apabila engkau ingin pergi  ke sana maka engkau harus menempuh perjalalanan sehari semalam”.