Home

Sabtu, 20 Agustus 2016

Dokter Yang Masuk Islam Karena Asi


Kisah ini terjadi di salah satu rumah sakit di Amerika Serikat. Di rumah sakit itu bertugas seorang dokter muslim berkebangsaan Mesir yang cukup dikenal prestasinya yang cemerlang. Sebut saja namanya dokter Ahmad. Selama praktek di sana, ia banyak mengenal dokter-dokter lain sejawatnya. Salah satunya adalah Dokter John. Keduanya menjalin hubungan persahabatan begitu kental karena selain satu kantor, mereka juga sama-sama memiliki keahlian sebagai spesialis kandungan. Mereka biasa mengobrol tentang banyak topik, dari yang ringan keseharian sampai berdiskusi masalah keyakinan.
            Suatu saat terjadi peristiwa menghebohkkan di Rumah Sakit dimana mereka sama-sama bekerja. Malam itu,
datang dua orang wanita yang hendak melahirkan secara bersamaan. Saat itu tidak ada satu pun dokter jaga yang bertugas di rumah sakit. Dalam kondisi yang darurat dan waktu yang sangat terbatas, mereka berdua harus menyiapkan segala keperluan medis untuk persalinan tanpa bantuan Dokter jaga sama sekali sebagaimana lazimnya di Rumah Sakit manapun.
            Sesudah persalinan selesai, bayi ditangani oleh Dokter anak yang dibantu suster. Disinilah awal musibah terjadi. Ketidak telitian suster dalam bekerja membuat mereka lupa mencatat bayi masing-masing ibu yang dilahirkan. Dua bayi berjenis kelamin berbeda membuat mereka ragu. Ini bayi siapa dari ibu yang mana? Ketika dikonfirmasikan ke dokter yang membantu prosesi kelahiran, Dokter itu pun tidak mampu membedakan mana ibu dari masing-masing bayi itu.
            Sebagai orang yang bertanggung jawab atas kasus tersebut, dokter Ahmad dan dokter John kebingungan dalam memecahkan masalah ini. Mereka berdiskusi berdua di kamar praktek untuk secepatnya menyelasaikan masalah ini.
            Secara mengejutkan Dokter John bertanya kepada dokter Ahmad dengan nada serius,
“Doker Ahmad, bukankah dahulu dokter pernah bercerita bahwa Al-Qur’an mampu menjelaskan segala sesuatu mencakup berbagai permasalahan? Tentang apapun itu?”

            Dokter Ahmad kaget juga, apa yang pernah dikatakannya dulu ternyata masih diingat dengan baik oleh dokter John.

“Iya, Al-Qur’an telah menjelaskan segala sesuatu kepada umat manusia,” jawab Dokter Ahmad yakin.
“Kalau begitu, tunjukkan kepadaku  bagaimana konsep Al-Qur’an untuk memecahkan permasalahan kita ini? Siapakah kira-kira ibu bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan ini?”
            Dokter ahmad tidak bisa menyembunyikan kebingungannya. Sekalipun begitu, ia tetap menyanggupi tantangan Dokter John.
“Baiklah. Beri aku waktu beberapa hari, aku akan pulang ke Mesir untuk bertanya pada para ulama di sana mengenai hal ini. Semoga aku mendapatkan jawaban sehingga aku menjelaskan kepada anda saat kembali nanti.”
            Dokter Ahmad lalu pulang ke Mesir. Kepergiannya itu menorehkan harapan, bahwa yang ia pertaruhkan saat ini bukan semata-mata kredibilitas profesinya sebagai seorang dokter, akan tetapi kebenaran ajaran agamanya di depan pemeluk agama lain.
            Di dalam pesawat ia tidak henti-hentinya berdo’a. Ia berharap Allah memberikan pertolongan dengan mempertemukan dia pada salah seorang ulama yang bisa membantunnya menjelaskan masalah ini dari sudut pandang Al-Qur’an. Allah lah Sang Maha Mengetahui dan Maha Mengajarkan kepada makhluk-Nya.
            Sesampainya di kairo, ia langsung menemui salah seorang ulama Al-Azhar dan menceritakan apa yang telah dialaminya. Mendengar cerita itu, sang ulama tergelitik untuk membantunya. Terlebih demi tegaknya syiar agama Allah di muka bumi ini.
            Sang ulama itu lalu mengatakan, dia sama sekali tidak faham dan tahu menahu masalah kedokteran.
“Dokter, aku tidak begitu banyak mengetahui ilmu kedokteran. Tapi aku akan bacakan kepada anda salah satu ayat Al-qur’an berikut ini, ‘Bagian (waris) laki-laki adalah dua bagian perempuan.’(QS.An-Nisa [4]: 11). Pahami dan hayatilah ayat ini, barangkali saja anda bisa mendapatkan inspirasi sesuai dengan ilmu kedokteran yang anda tekuni.”  Jelas ulama itu.
            Dokter Ahmad pulang ke rumahnya dengan segunung pertanyaan di benaknya. Ia terus-menerus memikirkan ayat yang dibacakan oleh  ulama Al-azhar tadi. Setelah sekian lama ia merenung, akhirnya dia menemukan jalan keluar.
            Keesokan harinya, Dokter Ahmad kembali ke AS dengan harapan riset ilmiah dari ayat yang dibacakan ulama tadi berhasil. Setibanya di AS, ia segera bergegas menemui temannya, Dokter John.
“Insya Allah. Sekarang aku bisa membedakan mana ibu bagi kedua bayi itu!” ujar Dokter Ahmad dengan muka sumringah dan penuh keyakinan.
“Bagaimana caranya?” tanya Dokter John penasaran.
“Aku sudah menemukannya di dalam Al-Qur’an, akan tetapi aku memerlukan pembuktian ilmiah untuk menyimpulkannya. Biarlah aku yang memeriksa terlebih dahulu ASI kedua ibu bayi itu di laboraturium. Kelak, anda akan tahu hasilnya,” jawab Dokter Ahmad kian mantap.
            Sesudah beberapa saat dokter Ahmad berada di laboraturium, ia keluar dengan mata   yang berbinar-binar. Kepada koleganya, Dokter John, dia menjelaskan kesimpulannya, dengan yakin ia menunjukkan bahwa si A adalah ibu bayi laki-laki itu, dan si B adalah ibu bayi  perempuan  ini. Kedua bayi itu pun akhirnya kembali ke pangkuan ibu mereka masing-masing setelah sekian lama mereka berada dalam kebingungan masalah tersebut.
            Dokter john yang belum mendapatkan penjelasan dari kesimpulan ilmiah tersebut makin kebingungan dan tak bisa menjelaskan keheranannya. Ia meminta dokter kepada Dokter Ahmad agar menjelaskan masalah ini.
“Bagaimana Anda bisa membedakan ibu dari kedua bayi itu dengan begitu yakin?”
“Iya, dari ASI masing-masing ibu kedua bayi itu. Ketahuilah, bahwa komposisi kimiawi yang ada pada ASI ibu laki-laki lebih kuat dua kali lipat daripada ASI dari ibu bayi perempuan. Demikian juga kadar garam dan kandungan vitamin dalam ASI ibu bayi laki-laki lebih kuat berkali-kali lipat daripada pada bayi perempuan,” Jelas Dokter Ahmad.
            Dokter John makin takjub dengan penjelasan kawannya itu, ia merasa sangat penasaran dan kembali memberondong koleganya dengan berbagai pertanyaan lain.
“Apa yang mendasari Anda untuk melakukan riset yang menakjubkan itu?” tanya Dokter John.
“Dari Al-Qur’an,” jawab doker Ahmad singkat.
“Al-Qur’an!”
Dokter john mengerutkan keningnya kaget. Matanya terbelalak tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.
“Iya. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang menegaskan bahwa bagian waris laki-laki itu dua kali lipat daripada  yang diberikan kepada perempuan. Ayat itulah yang aku gunakan untuk melakukan penelitian ASI masing-masing ibu.”
            Mendapat penjelasan yang begitu mengagumkan, hati Dokter John menjadi lemas lunglai. Bagaimana mungkin masalah kedokteran yan begitu musykil justru bisa dijawab oleh Al-Qur’an? Ia baru menyadari, kejeniusan dan kemapanan sains dan teknolgi apabila di sandingkan dengan ilmu Allah melalui firman-firman-Nya sama sekali tidak ada artinya.
            Dokter John yang kini benar-benar merasakan kebenaran wahyu-wahyu Allah di dalam kitab suci-Nya. Hatinya melembut membentuk gugusan-gugusan sutera yang indah. Dengan linangan air mata dan bibir bergetar ia mengutarakan niatnya untuk mengucapkan dua kalimah syahadat, Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
            Sobat Cerita Pena sekalian , sungguh Al-Qur'an adalah murni Firman Allah yang di turunkan untuk menjadi petunjuk bagi setiap insan yang mengimaninya,ada banyak Fakta Ilmiah yang terkandung di dalamnya, beberapanya yang sudah diketahui bisa  sobat lihat Disini .
            Sampai jumpa di cerita selanjutnya, mimin akan sangat berterimakasih jika ada sobat yang bersedia membagikan atau meninggalkan beberapa kata di pos komentar . Assalamu'alaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar