Kisah
ini terjadi di salah satu rumah sakit di Amerika Serikat. Di rumah sakit itu
bertugas seorang dokter muslim berkebangsaan Mesir yang cukup dikenal
prestasinya yang cemerlang. Sebut saja namanya dokter Ahmad. Selama praktek di
sana, ia banyak mengenal dokter-dokter lain sejawatnya. Salah satunya adalah
Dokter John. Keduanya menjalin hubungan persahabatan begitu kental karena
selain satu kantor, mereka juga sama-sama memiliki keahlian sebagai spesialis
kandungan. Mereka biasa mengobrol tentang banyak topik, dari yang ringan
keseharian sampai berdiskusi masalah keyakinan.
Suatu saat terjadi peristiwa
menghebohkkan di Rumah Sakit dimana mereka sama-sama bekerja. Malam itu,
datang dua orang wanita yang hendak melahirkan secara bersamaan. Saat itu tidak ada satu pun dokter jaga yang bertugas di rumah sakit. Dalam kondisi yang darurat dan waktu yang sangat terbatas, mereka berdua harus menyiapkan segala keperluan medis untuk persalinan tanpa bantuan Dokter jaga sama sekali sebagaimana lazimnya di Rumah Sakit manapun.
datang dua orang wanita yang hendak melahirkan secara bersamaan. Saat itu tidak ada satu pun dokter jaga yang bertugas di rumah sakit. Dalam kondisi yang darurat dan waktu yang sangat terbatas, mereka berdua harus menyiapkan segala keperluan medis untuk persalinan tanpa bantuan Dokter jaga sama sekali sebagaimana lazimnya di Rumah Sakit manapun.
Sesudah persalinan selesai, bayi
ditangani oleh Dokter anak yang dibantu suster. Disinilah awal musibah terjadi.
Ketidak telitian suster dalam bekerja membuat mereka lupa mencatat bayi
masing-masing ibu yang dilahirkan. Dua bayi berjenis kelamin berbeda membuat
mereka ragu. Ini bayi siapa dari ibu yang mana? Ketika dikonfirmasikan ke
dokter yang membantu prosesi kelahiran, Dokter itu pun tidak mampu membedakan
mana ibu dari masing-masing bayi itu.
Sebagai orang yang bertanggung jawab
atas kasus tersebut, dokter Ahmad dan dokter John kebingungan dalam memecahkan
masalah ini. Mereka berdiskusi berdua di kamar praktek untuk secepatnya
menyelasaikan masalah ini.
Secara mengejutkan Dokter John
bertanya kepada dokter Ahmad dengan nada serius,
“Doker
Ahmad, bukankah dahulu dokter pernah bercerita bahwa Al-Qur’an mampu
menjelaskan segala sesuatu mencakup berbagai permasalahan? Tentang apapun itu?”
“Iya,
Al-Qur’an telah menjelaskan segala sesuatu kepada umat manusia,” jawab Dokter
Ahmad yakin.
“Kalau
begitu, tunjukkan kepadaku bagaimana
konsep Al-Qur’an untuk memecahkan permasalahan kita ini? Siapakah kira-kira ibu
bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan ini?”
Dokter ahmad tidak bisa
menyembunyikan kebingungannya. Sekalipun begitu, ia tetap menyanggupi tantangan
Dokter John.
“Baiklah.
Beri aku waktu beberapa hari, aku akan pulang ke Mesir untuk bertanya pada para
ulama di sana mengenai hal ini. Semoga aku mendapatkan jawaban sehingga aku
menjelaskan kepada anda saat kembali nanti.”
Dokter Ahmad lalu pulang ke Mesir.
Kepergiannya itu menorehkan harapan, bahwa yang ia pertaruhkan saat ini bukan
semata-mata kredibilitas profesinya sebagai seorang dokter, akan tetapi
kebenaran ajaran agamanya di depan pemeluk agama lain.
Di dalam pesawat ia tidak henti-hentinya
berdo’a. Ia berharap Allah memberikan pertolongan dengan mempertemukan dia pada
salah seorang ulama yang bisa membantunnya menjelaskan masalah ini dari sudut
pandang Al-Qur’an. Allah lah Sang Maha Mengetahui dan Maha Mengajarkan kepada
makhluk-Nya.
Sesampainya di kairo, ia langsung
menemui salah seorang ulama Al-Azhar dan menceritakan apa yang telah
dialaminya. Mendengar cerita itu, sang ulama tergelitik untuk membantunya.
Terlebih demi tegaknya syiar agama Allah di muka bumi ini.
Sang ulama itu lalu mengatakan, dia
sama sekali tidak faham dan tahu menahu masalah kedokteran.
“Dokter,
aku tidak begitu banyak mengetahui ilmu kedokteran. Tapi aku akan bacakan
kepada anda salah satu ayat Al-qur’an berikut ini, ‘Bagian (waris) laki-laki adalah dua bagian perempuan.’(QS.An-Nisa
[4]: 11). Pahami dan hayatilah ayat ini, barangkali saja anda bisa mendapatkan
inspirasi sesuai dengan ilmu kedokteran yang anda tekuni.” Jelas ulama itu.
Dokter Ahmad pulang ke rumahnya
dengan segunung pertanyaan di benaknya. Ia terus-menerus memikirkan ayat yang
dibacakan oleh ulama Al-azhar tadi.
Setelah sekian lama ia merenung, akhirnya dia menemukan jalan keluar.
Keesokan harinya, Dokter Ahmad
kembali ke AS dengan harapan riset ilmiah dari ayat yang dibacakan ulama tadi
berhasil. Setibanya di AS, ia segera bergegas menemui temannya, Dokter John.
“Insya
Allah. Sekarang aku bisa membedakan mana ibu bagi kedua bayi itu!” ujar Dokter
Ahmad dengan muka sumringah dan penuh keyakinan.
“Bagaimana
caranya?” tanya Dokter John penasaran.
“Aku
sudah menemukannya di dalam Al-Qur’an, akan tetapi aku memerlukan pembuktian
ilmiah untuk menyimpulkannya. Biarlah aku yang memeriksa terlebih dahulu ASI
kedua ibu bayi itu di laboraturium. Kelak, anda akan tahu hasilnya,” jawab
Dokter Ahmad kian mantap.
Sesudah beberapa saat dokter Ahmad
berada di laboraturium, ia keluar dengan mata yang
berbinar-binar. Kepada koleganya, Dokter John, dia menjelaskan kesimpulannya,
dengan yakin ia menunjukkan bahwa si A adalah ibu bayi laki-laki itu, dan si B
adalah ibu bayi perempuan ini. Kedua bayi itu pun akhirnya kembali ke
pangkuan ibu mereka masing-masing setelah sekian lama mereka berada dalam
kebingungan masalah tersebut.
Dokter john yang belum mendapatkan
penjelasan dari kesimpulan ilmiah tersebut makin kebingungan dan tak bisa
menjelaskan keheranannya. Ia meminta dokter kepada Dokter Ahmad agar
menjelaskan masalah ini.
“Bagaimana
Anda bisa membedakan ibu dari kedua bayi itu dengan begitu yakin?”
“Iya,
dari ASI masing-masing ibu kedua bayi itu. Ketahuilah, bahwa komposisi kimiawi
yang ada pada ASI ibu laki-laki lebih kuat dua kali lipat daripada ASI dari ibu
bayi perempuan. Demikian juga kadar garam dan kandungan vitamin dalam ASI ibu
bayi laki-laki lebih kuat berkali-kali lipat daripada pada bayi perempuan,”
Jelas Dokter Ahmad.
Dokter John makin takjub dengan
penjelasan kawannya itu, ia merasa sangat penasaran dan kembali memberondong
koleganya dengan berbagai pertanyaan lain.
“Apa
yang mendasari Anda untuk melakukan riset yang menakjubkan itu?” tanya Dokter
John.
“Dari
Al-Qur’an,” jawab doker Ahmad singkat.
“Al-Qur’an!”
Dokter
john mengerutkan keningnya kaget. Matanya terbelalak tidak bisa menyembunyikan
kekagumannya.
“Iya.
Dalam Al-Qur’an ada ayat yang menegaskan bahwa bagian waris laki-laki itu dua
kali lipat daripada yang diberikan
kepada perempuan. Ayat itulah yang aku gunakan untuk melakukan penelitian ASI
masing-masing ibu.”
Mendapat penjelasan yang begitu
mengagumkan, hati Dokter John menjadi lemas lunglai. Bagaimana mungkin masalah
kedokteran yan begitu musykil justru bisa dijawab oleh Al-Qur’an? Ia baru
menyadari, kejeniusan dan kemapanan sains dan teknolgi apabila di sandingkan
dengan ilmu Allah melalui firman-firman-Nya sama sekali tidak ada artinya.
Dokter John yang kini benar-benar
merasakan kebenaran wahyu-wahyu Allah di dalam kitab suci-Nya. Hatinya melembut
membentuk gugusan-gugusan sutera yang indah. Dengan linangan air mata dan bibir
bergetar ia mengutarakan niatnya untuk mengucapkan dua kalimah syahadat, Maha benar Allah
dengan segala firman-Nya.
Sobat Cerita Pena sekalian , sungguh Al-Qur'an adalah murni Firman Allah yang di turunkan untuk menjadi petunjuk bagi setiap insan yang mengimaninya,ada banyak Fakta Ilmiah yang terkandung di dalamnya, beberapanya yang sudah diketahui bisa sobat lihat Disini .
Sampai jumpa di cerita selanjutnya, mimin akan sangat berterimakasih jika ada sobat yang bersedia membagikan atau meninggalkan beberapa kata di pos komentar . Assalamu'alaikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar