Home

Minggu, 18 September 2016

Wahai Ukhti ( Renungan )





 Wahai ukhti ???

Ukhti. . .

Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tanpa malu mendekatimu, apa kau tidak merasa takut terjerat padaku?

Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tanpa malu dengan genit menggodamu, apa kau tidak merasa risih pada kegenitanku?

Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tanpa segan merayumu, apakah kau akan terbuai oleh bujuk rayuku?

Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tak bisa menjaga izzah ketika berdekatan denganmu, apakah kau tidak bisa menolakku dengan perisai malumu?

Jika aku seorang ikhwan yang mengatakan cinta padamu karena Allah namun tanpa merasa berdosa berani menyentuhmu, apakah kau tidak takut Allah murka padamu, masihkah kau percaya pada ucapanku?

Tak curigakah kau padaku?

Tak inginkah kau menjauhiku?

Atau karena kau telah terjebak ke dalam jurang cinta nafsu, sehingga kau tak mampu menolakku meski kau tahu semua ucapanku “Mencintaimu karena Allah” adalah palsu.

Ketahuilah ukhti...

Jika aku seorang ikhwan sejati yang mencintaimu karena Allah. Aku tidak akan berani menyentuhmu. Bahkan hatimu sekalipun. Karena aku malu kepada Allah jika bayanganku mengacaukan kekhusyuan ibadahmu.

Jika aku seorang ikhwan sejati yang mencintaimu karena Allah, aku tidak akan pernah berani merayumu, menggodamu, bahkan dengan bebas tanpa batas berinteraksi denganmu. Karena kau belumlah halal bagiku. Aku malu jika harus menjadi seseorang yang membuat-Nya cemburu padamu karena kau rela melanggar larangan-larangan Nya karena cintamu padaku.

Jika aku seorang ikhwan sejati yang mencintaimu karena Allah aku tidak akan khawatir tidak dapat memilikimu karena tak mengungkapkan cintaku padamu sekarang, meski saat ini aku begitu mengagumimu dan menginginkanmu menjadi bidadariku.

Karena aku yakin jika engkau memang ditakdirkan untukku, engkau pasti akan menjadi milikku meski aku tak mengikatmu.

Bukankah jika Allah tidak mentakdirkan kita bersama di ikat pun pasti akan terlepas juga akhirnya?

Jadi untuk apa aku risau?

Ukhti. . .

Sadarlah.. jika aku seorang ikhwan yang benar-benar mencintaimu karena Allah, aku hanya akan berani merayumu, menggodamu, dan menyentuhmu setelah engkau telah halal bagiku.

Untuk semua muslimah.. ukhti.. tetaplah berusaha menjadi shalihah meski zaman telah berubah, Barakallahu  fiik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar