Home

Sabtu, 20 Agustus 2016

Dokter Yang Masuk Islam Karena Asi


Kisah ini terjadi di salah satu rumah sakit di Amerika Serikat. Di rumah sakit itu bertugas seorang dokter muslim berkebangsaan Mesir yang cukup dikenal prestasinya yang cemerlang. Sebut saja namanya dokter Ahmad. Selama praktek di sana, ia banyak mengenal dokter-dokter lain sejawatnya. Salah satunya adalah Dokter John. Keduanya menjalin hubungan persahabatan begitu kental karena selain satu kantor, mereka juga sama-sama memiliki keahlian sebagai spesialis kandungan. Mereka biasa mengobrol tentang banyak topik, dari yang ringan keseharian sampai berdiskusi masalah keyakinan.
            Suatu saat terjadi peristiwa menghebohkkan di Rumah Sakit dimana mereka sama-sama bekerja. Malam itu,

Minggu, 07 Agustus 2016

Siapa Mencaci Dia Terhina



              Malam itu rembulan baru saja muncul  sepenuh wajah. Memijarkan sinarnya yanng indah  dan mempesona. Aku dan suamiku tak bisa menyembunyikan kebahagiaan ini. Perhelatan resepsi pernikahanku malam itu berlangsung cukup meriah.
            Saat para tamu undangan dan sebagian kerabat pulang kerumahnya masing-masing, dengan langkah penuh gembira, aku dan suamiku bergegas memasuki rumah yang telah disediakan oleh keluarga suamiku. Aku dan suamiku saling bercanda dan tertawa riang.
            Kami berjalan memasuki rumah laksana pangeran dan permaisurinya. Sesampainya di dalam kamar, kami lantas menanggalkan baju kebesaran pernikahan kami dan masing-masing menggantinya denngan baju tidur.
            Sebelum kami beranjak tidur, kami baru menyadari kalau perut kami begitu lapar karena sibuk menyambut tamu-tamu yang hadir sehingga tidak sempat makan malam.
            Aku lalu menata meja makan dan menyiapkan makanan yang memang telah disediakan keluargaku khusus untuk pengantin. Malam itu,

Sabtu, 06 Agustus 2016

300 KM Menuju Jahanam





Siang itu terik meradang,bola matahari seakan terbakar lebih dari biasanya,lidahnya menjulur-julur ke bumi menebarkan panas tiada terhingga. Debu beterbangan terhempas angin menari-nari di udara dan kemudian terdampar entah kemana. Sempurnalah terik hari itu. Tapi aku masih muda dan kuat,apalah arti cuaca yang buruk bagi sebuah keinginan.
            Bersama teman-teman, aku telah merencanakan sebuah perjalanan dari Riyadh menuju Damam dengan menggunakan mobil.
            Kami pun berangkat dengan kebahagiaan yang mekar di hati masing-masing, sesudah berkumpul di rumah yang ditentukan,mobilpun melaju melewati ruas-ruas jalan. Tak lama sesudah menancapkan gas, kami melewati rambu di sebelah kiri jalan. Kawan-kawanku membacanya dengan semangat,
“Dhamam  300 KM”
            Namun alangkah kagetnya aku,apa yang mereka baca ternyata tidak sama dengan apa yang aku lihat. Aku terperangah bercampur cemas,
“Bukan kawan-kawan,aku melihat rambu  tadi bertuliskan , Jahanam 300 KM !”